:)

La...la...la... :) :D :$


hanya lagi pengen berexpresi...



:) :D :$ :( :p

;) :k :@ :# :x

:o :L :O :r :y

:t :s :~ :v :f

:d :c :z







liAdt LAnjuTAnnYA...

-KOSMOLOGI BAHAGIA-


*bahagia ada pada mata yang menatap darah langit dan bumi
*bahagia ada pada kedamaian yang meleleh dibakar matahari
*bahagia ada pada kekosongan yang dipendam jantung bulan
*bahagia ada pada dendam orang-orang kalah atas keadilan
*bahagia ada pada cincin saturnus membelit pohon beringin


*bahagia ada pada mata yang menatap darah langit dan bumi
*bahagia ada pada kedamaian yang meleleh dibakar matahari
*bahagia ada pada kekosongan yang dipendam jantung bulan
*bahagia ada pada dendam orang-orang kalah atas keadilan
*bahagia ada pada cincin saturnus membelit pohon beringin

liAdt LAnjuTAnnYA...

Bersyukur, apakah akan menambah rasa bahagia?


Salah satu prinsip dasar dari kebahagiaan sehari-hari bisa diukur dari sikap, harapan, dan pandangan kita. Dan satu faktor yang membentuk harapan dan pandangan kita adalah kecenderungan manusia untuk membandingkan. Kita membandingkan keadaan atau pengalaman kita saat ini dengan keadaan orang lain di sekeliling kita, dengan keadaan kita yang sebelumnya, dan juga dengan harapan kita akan masa depan.



Jika kita merasa lebih baik dari semua pembanding tersebut, maka kita merasa bahagia. Jika tidak, maka kita merasa sedih atau kecewa. Ada suatu cara yang bisa digunakan untuk membuat hari-hari yang bahagia dan mencapai kepuasan hati.

Saya memilih BERSYUKUR sebagai topik karena hal ini sangat sederhana, dan merupakan cara yang ampuh dan efektif untuk menambah rasa bahagia. Dan perlu diketahui bahwa rasa bersyukur ini adalah pengembangan kebahagiaan yang pertama yang diteliti secara ilmiah.

BERSYUKUR DAN KEBAHAGIAAN

Penelitian membuktikan bahwa menulis rasa bersyukur di dalam sebuah buku kecil secara berkala akan menambah rasa bahagia. Kejadian – kejadian kecil yang dialami sehari-hari yang membuat mereka merasa berterima kasih, dicatat. Misalnya lima kejadian setiap hari. Atau bisa juga dilakukan tiga kali seminggu, tiap kali lima kejadian.

Mereka yang melakukan ini merasa lebih baik tentang :
* hidupnya secara keseluruhan
* lebih optimis tentang masa depan
* keluhan kesehatan juga berkurang
* mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berolahraga
* lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain
* lebih cepat tertidur, menghabiskan lebih banyak jam tidur tiap malam, dan merasa lebih segar ketika bangun pagi

Hasil yang menggembirakan ini juga dilaporkan oleh pasangan hidup dari masing-masing peserta yang diteliti, yaitu adanya peningkatan ke arah yang positif dalam hal sikap dan tingkah laku.

BERSYUKUR DAN DEPRESI

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang terbalik antara orang yang bersyukur dan orang yang mengalami depresi. Semakin depresi seseorang, maka semakin berkurang rasa syukurnya terhadap hidup ini. Para peneliti telah menemukan bahwa mempraktekkan rasa syukur secara berkala merupakan cara yang efektif dalam melawan depresi.

Salah satu alasan untuk penemuan ini adalah mereka yang selalu bersyukur cenderung untuk mengingat kembali kejadian-kejadian masa lalu yang menyenangkan.

Tiga alasan kenapa rasa syukur bisa mengurangi depresi adalah :
* Mempraktekkan rasa syukur akan menambah penghargaan seseorang dan lebih menikmati aspek-aspek positif dari hidupnya
* Pendekatan rasa syukur kepada kehidupan ini, dimana kita secara teratur fokus kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat dalam hidup, akan terwujud dalam kejadian-kejadian yang positif yang lebih mudah diakses dan diingat kembali
* Mempraktekkan rasa syukur juga dapat menghasilkan ketrampilan-ketrampilan lain yang berguna seperti menghargai hal-hal yang penting dimana bisa membantu kita mengatasi kerugian, kesengsaraan, dan stress.

STRATEGI KEBAHAGIAAN : BERSYUKUR

Kamus Webster mendefinisikan syukur sebagai “sangat berterima kasih”. Bagaimana kita menerapkan rasa sangat berterima kasih ini di dalam mencapai kebahagiaan pribadi? Akankah dengan menerapkan rasa syukur akan membantu meningkatkan kebahagiaan kita, dari hari ke hari dan dari satu kejadian ke kejadian berikutnya? Marilah kita berlatih melalui cara berikut ini.

Sebuah Buku Syukur adalah suatu latihan untuk memperkuat rasa syukur dengan tujuan membangun kepuasan hati dan kepuasan hdup yang lebih besar. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :

Tulislah lima hal yang anda syukuri setiap hari. Suatu hari anda mungkin menulis lebih dari lima, dan hari lainnya kurang dari tiga. Tetaplah konsisten, tambahkan hal-hal berbeda setiap kali anda menulis. Tidak perlu membeli buku yang mahal, buku saku atau yang berspiral akan sangat membantu, atau anda dapat mengetik di komputer. Anda boleh menulis di buku pada malam hari sebelum tidur tentang daftar syukur pada hari tersebut. Atau anda juga bisa menulis pada pagi hari, untuk memulai hari dengan suatu sikap bersyukur. Sangat mudah untuk melupakan bahwa hidup ini penuh dengan berkat, dan dunia ini penuh dengan keajaiban dan kesempatan, juga ketika hidup kelihatannya jauh dari sempurna. Di bawah ini ada beberapa contoh untuk membantu anda memulainya :
* Saya sehat
* Saya bekerja sangat produktif hari ini
* Saya menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga
* Saya mempunyai banyak waktu untuk diri sendiri
* Tetangga saya mengatakan sesuatu yang menyenangkan

Ingatlah bahwa kunci dari latihan bersyukur ini adalah KONSISTENSI. Buatlah latihan ini sebagai bagian dari rutinitas harian anda dan anda pasti memperoleh hasil yang dahsyat!



liAdt LAnjuTAnnYA...

Bahagia Bikin Panjang Umur


TETAPLAH senandungkan lagu Don't Worry Be Happy. Lagu yang tenar di era 1980-an ini ternyata benar adanya. Sebuah penelitian menunjukkan, merasakan kebahagiaan membuat hidup bakal lebih awet dan lama.

"Kebahagiaan tidak menyembuhkan, tetapi melindungi kita dari penyakit," ujar Ruut Veenhoven dari Universitas Erasmus di Rotterdam dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan bulan depan.

Setelah meninjau kembali 3 penelitian yang telah dilakukan di berbagai belahan dunia selama periode hingga 30 tahun, profesor asal Belanda ini mengatakan bahwa efek bahagia pada panjang umur itu sama dengan kalau kita membandingkan antara orang yang merokok dan yang tidak merokok.

Merasa bahagia, katanya, dapat memperpanjang usia 7,5 hingga 10 tahun.
Temuan ini membawa pada sebuah pertanyaan baru yang cukup sulit dijawab, yakni soal penyebab bahagia. Apa yang bisa membuat seseorang bahagia?





Dan terkait dengan pertanyaan ini perlu kita cermati gejala yang menarik di negara-negara maju. Materi begitu diupayakan sedemikian rupa. Namun setelah dicapai, di tempat ini, kelebihan materi atau kelimpahan rezeki ternyata dianggap sebagai sesuatu yang tak lagi memuaskan hidup mereka.

Pertanyaan atas kebahagian muncul, dianalisis, dan menjadi pertanyaan yang serius untuk dicari tahu. Beberapa mengungkapkan jawaban yang kemudian jatuh pada keadaan yang disebut hedonis (mengutamakan kenikmatan materi, fisik).

"Ide bahwa ada situasi yang disebut bahagia dan kita dapat menjelaskan ciri-ciri mengenai rasa dan bagaimana mengukurnya, jelas-jelas merupakan ide subversif," ungkap Bill McKibben dalam bukunya Deep Economy: The Wealth of Communities and the Durable Future, 2007.

Ini akan membuat para pemuja ekonomi berpikir untuk meningkatkan kekayaan. Padahal, bertambahnya materi, kekayaan, hanya menyumbang sedikit bagi munculnya kebahagiaan seseorang. Demikian hasil riset itu.

Namun, kebahagiaan dapat muncul akibat suasana persahabatan yang hangat dan menyenangkan, juga karena faktor-faktor sosial seperti kemerdekaan, demokrasi, pemerintahan yang efektif, dan aturan hukum yang ditegakkan.

Dalam temuan Veenhoven, yang dipublikasikan di Journal of Happiness Studies, sebuah media ilmiah yang didirikan tahun 2000, bukti bahwa rasa bahagia sangat berpengaruh atas kehidupan seseorang ditemukan pada sekelompok biarawati di Amerika Serikat. Mungkin karena mereka didukung oleh komunitas yang saling mendukung, kedekatan antarpribadi dan kesatuan hati dan budi yang terjadi di antara mereka.

Lirik lagu dari pemenang Grammy 1989 Be Happy terinspirasi dari guru terkenal dari India, Meher Baba. Saat ini, di lebih dari 100 negara, dari Butan di Pegunungan Himalaya hingga Amerika Serikat dan Australia, para ahli ekonomi berupaya membuat indikator "kebahagiaan" (satu bentuk indeks kualitas hidup yang baru) ke dalam ukuran pertumbuhan.

Kebahagiaan, menurut para spesialis, yang diterima oleh masyarakat umum diartikan sebagai "penghargaan atas hidup seseorang sebagai manusia utuh".

Dalam tulisan ini, Veenhoven pertama-tama mencermati statistik untuk melihat apakah kegembiraan membawa pengaruh bagi orang yang sakit. Yang ditemui justru kebahagiaan memang membantu mengurangi derita yang dialami pasien kanker. Namun, secara umum kebahagiaan tidak akan memperpanjang hidup mereka.

Di antara warga masyarakat yang sehat, sebaliknya, kebahagiaan terbukti melindungi mereka dari sakit. Ini berarti memperlama hidup mereka.

Orang yang bahagia lebih mudah waspada akan berat badannya, lebih mengerti dan memahami gejala-gejala penyakit yang mungkin timbul di dalam dirinya, cenderung lebih moderat bila mereka perokok dan peminum, dan secara keseluruhan hidup mereka lebih sehat. Mereka juga lebih aktif, lebih terbuka terhadap dunia, lebih percaya diri, membantu membuat keputusan yang tepat, dan membangun jaringan sosial yang kuat.

"Selama ini kita tahu bahwa rasa bahagia akan membuat fisik kita menjadi sehat, tapi kita tidak tahu persisnya bagaimana. Kesedihan atau rasa kurang bahagia kronis mengaktifkan respons bertempur dalam diri kita. Artinya, kondisi ini bakal mengancam diri sendiri karena jangka lama bakal membuat kita sendiri hipertensi dan respons kekebalan tubuh menurun", tulisnya

Untuk meningkatkan rasa gembira perlu ada riset tambahan atas efek-efek kondisi tempat tinggal, sekolah, atau lingkungan yang mengelilingi hidup kita dalam waktu lama. Apakah semua itu membuat kita bahagia?

Bahkan, penelitian atas kepuasan kerja dan tempat kerja pun memengaruhi kebahagiaan seseorang. Karena itu, pemerintah perlu mengajari atau setidaknya memberikan suasana yang nyaman pada rakyatnya untuk bisa hidup nyaman sehingga semua orang bisa menikmati hidup dan mendapatkan makna yang berarti dalam hidupnya.

"Jika kita merasa tidak sehat, kita akan pergi ke dokter umum," katanya. "Jika kita merasa tidak bahagia, tak ada ahli dalam hal itu. Kita harus mengupayakan sendiri. Petunjuk profesional bagaimana caranya agar bisa hidup bahagia sampai sekarang belum ada," tuturnya. Ini jelas merupakan pertanda nyata kegagalan pasar dan ekonomi. Pada akhirnya, tanpa hal ini pun banyak orang merasa lebih bahagia.



liAdt LAnjuTAnnYA...

BAngkiT DAn BAhAgiA


APAKAH YANG SEBETULNYA KITA CARI ?

Setiap orang mencari sesuatu dalam hidupnya, ada yang mencari harta, popularitas, kekuasaan, kepintaran/kepandaian, keluhuran budi, kebijaksanaan dan kemuliaan jiwa, kebebasan mutlak. Bagi mereka yang sedang mencari, apapun itu yang dicari, tidak jarang mereka berani mengorbankan banyak hal bahkan harga dirinya. Bahkan ada yang mengorbankan raganya, tetapi apakah cukup pantas atau sebanding bila harus mengorbankan raga untuk harta benda ? Saya rasa tidak; anda pun tentu setuju. Namun secara sadar ataupun tidak, banyak orang berbuat demikian. Sebenarnya yang mereka cari adalah "kebahagiaan". Di dalam mencari kebahagiaan manusia seringkali irasional, banyak contoh-contoh seperti itu.




Namun apa itu kebahagiaan ?

Bila ditanya demikian kita sering menjawab hidup rukun dan cukup sandang, pangan dan papan. Sebetulnya, yang kita katakan atau difinisikan adalah "kedamaian, ketentraman, keamanan", sebagai kebahagiaan. Dan saya rasa bukan itu jawabnya.

Memang, bila rukun kita damai, tentram, tapi itu bukan kebahagiaan. Bila cukup sandang, pangan, papan kita merasa aman, tapi tidak bahagia. Lebih jauh lagi, ada yang mendifinisikan bahwa kebahagiaan itu adalah diperolehnya apa yang kita cari, atau sepenuhnya segala yang kita "inginkan". Jadi di sini terpenuhinya semua "keinginan" disebut kebahagiaan. Lantas saya balik bertanya, apa itu mungkin ? Mungkinkah kita memenuhi semua keinginan kita yang sedemikian banyaknya ? Berapa kali kelahiran mesti kita jalani untuk memenuhinya ? Semua pertanyaan itu tidak terjawab, bukan ?
Mungkin saja anda bertanya; kalau begitu apakah tidak ada kebahagiaan itu ? Jawaban saya, ada; memang benar-benar ada, di sini dan sekarang ini pula.

DI MANA KEBAHAGIAAN ITU ?

Kebahagiaan nyata ada di sini, tepat di sini dan saat ini pula. Ia berada pada hati kita sendiri. Bila kita merasakan, ia ada, namun bila tidak dirasakan, ia tidak ada. Ia menjadi ada dan juga tidak ada, tergantung kita dapat merasakannya atau tidak ? Bila anda bisa "merasakan puas dan cukup", apapun adanya anda saat ini, anda behagia, sebaliknya anda menderita.

Dan sepertinya kita tidak pernah merasa cukup; tidak pernah puas; itulah sebabnya kita tidak berbahagia. Rasa tidak tercukupi, tidak puas-puas telah menjadikan kita menderita. Mulanya kita ingin anu, bila sudah tercapai, ingin anu lagi, bila tercapai lagi; ingin yang lain lagi dan seterusnya-dan seterusnya. Kita senantiasa mencari dan mencari tak henti-hentinya, mencari ini dan itu terus menerus. Hingga kita menjadi kelelahan sendiri, namun apa yang kita cari atau inginkan bertambah dan bertambah, tak habis-habisnya.

Demikianlah kita, kita "menderita" karena ulah kita sendiri, karena tidak puas-puas, karena serakah. Bila apa yang kita harapkan tidak tercapai, kitapun bersedih. Semua itu terjadi karena kebodohan kita. Bodoh, menginginkan sesuatu yang tak mungkin bisa dicapai. Tidak mungkin dicapai karena memang segala sesuatu itu mengecewakan adanya. Disamping itu, pada hakekatnya segala sesuatu berubah dan berubah terus-menerus; termasuk keinginan kita, itulah yang disebut dengan 'hukum kesementaraan'. Bila segala sesuatu itu berubah dan berubah terus menerus, lantas manakah yang dapat dikatakan kekal abadi ? Apakah kekal abadi itu ada ? Apakah ada yang kekal di dunia ini ? Tentu tidak, ternyata memang tidak ada sesuatupun yang kekal sifatnya, bukan ?

Memahami hal itu kita mestinya sadar, bahwa tidaklah ada sesuatu pun yang dapat membuat kita "bahagia" tanpa kembali "menderita". Sebab yang ada adalah "keinginan" yang tidak habis-habisnya. Keinginan untuk berbahagiapun suatu "keinginan" bukan ? Oleh karena itu saya ajak saudara untuk "berbahagia", saat ini dan detik ini pula, tepat di tempat ini. Mari kita sama-sama berbahagia, berbahagia dengan segala kekurangan dan kelebihan kita; berbahagia dengan 'apa adanya'.
Dengan cara belajar menanggalkan keinginan kita barang sejenak kita dapat menjadi manusia yang "berbahagia". Bila telah dibiasakan untuk meluangkan waktu sedikit demi sedikit menanggalkan keinginan, maka lama-lama akan terbiasa juga. Lama-kelamaan kitapun dapat melonggarkan belenggu keinginan kita, dan menjadi "manusia yang ber-bahagia".

Sebagai ilustrasi betapa mudahnya kita terjebak oleh berbagai iming-iming, berikut ada sebuah cerita yang sekiranya sesuai untuk menggambarkannya.

Yang Mulia Ananda adalah adik sepupu Sang Buddha Gotama. Diceritakan beliau mempunyai tabungan kebajikan yang amat tinggi dari kehidupan beliau yang lampau. Dan hal itu disampaikan oleh Sang Buddha sendiri.
Beliau memang benar-benar Ananda (manusia yang berbahagia), sehingga saking berbahagianya beliau; beliau masih tetap sebagai "Sotapana" (tingkat kesucian batin pertama) hingga Sang Buddha -- Gurunya -- mencapai Parinibbana.

Yang Mulia Ananda, mencapai tingkat "Arahat" (tingkat kesucian batin tertinggi yang mungkin dicapai oleh manusia, menurut ajaran Buddha) setelah Sang Buddha mencapai Parinibbana; oleh karena "asyik dengan kebahagiaan" beliau.

Dari cerita itu, jelas bagi kita bahwasanya kebahagianpun "suatu belenggu", yang merupakan penghalang dalam mencapai tingkat kesucian batin tertinggi. Apalagi "penderitaan" bukan ? Sekarang terserah kita; apakah ingin menjadi "manusia BERBAHAGIA" atau "manusia yang TERBEBAS" dari tumimbal lahir diberbagai alam kehidupan tiada henti-hentinya ?"

Bila boleh memilih keduanya tentu kita memilih ke duannya, bukan ? Ya, demikianlah kita ini; senantiasa takluk dan dijajah oleh LOBHA.
Bila ingin berbahagia, tanggalkan berbagai keinginan rendah yang didasari oleh Lobha itu; kitapun bisa menjadi manusia yang paling bahagia di dunia ini. Bila ingin terbebas dari tumimbal lahir -- diberbagai alam kehidupan tanpa henti-hentinya -- tanggalkan keserakahan serta berbagai keinginan yang tiada habisnya itu.


liAdt LAnjuTAnnYA...

Resep Hidup Bahagia


Seandainya kita bertanya kepada orang-orang di sekeliling kita dari berbagai agama, bangsa, profesi dan status sosial tentang cita-cita mereka hidup di dunia ini tentu jawaban mereka sama “kami ingin bahagia”. Bahagia adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Orang mukmin ingin bahagia demikian juga orang kafir pun ingin bahagia. Orang yang berprofesi sebagai pencuri pun ingin bahagia dengan profesinya. Melalui kegiatan menjual diri, seorang pelacur pun ingin bahagia. Meskipun semua orang ingin bahagia, mayoritas manusia tidak mengetahui bahagia yang sebenarnya dan tidak mengetahui cara untuk meraihnya. Meskipun ada sebagian orang merasa gembira dan suka cita saat hidup di dunia akan tetapi kecemasan, kegalauan dan penyesalan itu merusak suka ria yang dirasakan. Sehingga sebagian orang selalu merasakan kekhawatiran mengenai masa depan mereka. Terlebih lagi ketakutan terhadap kematian.



Allah berfirman dalam surat Al Jumu’ah ayat 8:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al Jumu’ah: 8)

Banyak orang yang beranggapan bahwasanya orang-orang barat adalah orang-orang yang hebat. Mereka beranggapan bahwasanya orang-orang barat hidup penuh dengan kebahagiaan, ketenteraman dan ketenangan. Tetapi fakta berbicara lain, realita di lapangan menunjukkan bahwa secara umum orang-orang barat itu hidup penuh dengan penderitaan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh orang-orang barat sendiri tentang kasus pembunuhan, bunuh diri dan berbagai tindakan kejahatan yang lainnya, namun ada sekelompok manusia yang memahami hakikat kebahagiaan bahkan mereka sudah menempuh jalan untuk mencapainya. Merekalah orang-orang yang beriman kepada Allah. Mereka memandang kebahagiaan itu terdapat dalam sikap taat kepada Allah dan mendapat ridho-Nya, menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Boleh jadi di antara mereka yang tidak memiliki kebutuhan pokoknya setiap harinya, akan tetapi dia adalah seorang yang benar-benar bahagia dan bergembira bagaikan pemilik dunia dan segala isinya.

Allah berfirman,

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

Jika mayoritas manusia kebingungan mengenai jalan yang harus ditempuh menuju bahagia maka hal ini tidak pernah dialami oleh seorang mukmin. Bagi seorang mukmin jalan kebahagiaan sudah terpampang jelas di hadapannya. Cita-cita agar mendapatkan kebahagiaan terbesar mendorongnya untuk menghadapi beragam kesulitan.

Terdapat berbagai keterangan dari wahyu Alloh sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman bahwasanya dirinya sudah berada di atas jalan yang benar dan tepat Allah berfirman:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَالِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’aam: 153)

Jika di antara kita yang bertanya bagaimanakah yang dirasakan bagi orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka maka Allah sudah memberikan jawaban dengan firman-Nya:

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّمَاشَآءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ

“Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Hud: 106-108)

Jika di antara kita yang bertanya-tanya bagaimanakah cara untuk menjadi orang yang berbahagia, maka Alloh sudah memberikan jawabannya dengan firman-Nya,

ٌّفَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha: 123-124)

Dan juga dalam firman-Nya,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Kebahagiaan seorang mukmin semakin berkurang jika hal-hal di atas makin berkurang dari dirinya.

Seorang mukmin sejati itu selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Inilah yang merupakan puncak dari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak dirundung malang, itulah kebahagiaan. Bahagia itu muncul dari dalam diri seseorang dan tidak bisa didatangkan dari luar.

Tanda Kebahagiaan

Imam Ibnu Al Qoyyim mengatakan bahwa tanda kebahagiaan itu ada 3 hal. 3 hal tersebut adalah bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika mendapatkan cobaan dan bertaubat ketika melakukan kesalahan. Beliau mengatakan: sesungguhnya 3 hal ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba dan tanda keberuntungannya di dunia dan di akhirat. Seorang hamba sama sekali tidak pernah bisa terlepas dari 3 hal tersebut:

1. Syukur ketika mendapatkan nikmat.

Seorang manusia selalu berada dalam nikmat-nikmat Allah. Meskipun demikian, ternyata hanya orang berimanlah yang menyadari adanya nikmat-nikmat tersebut dan merasa bahagia dengannya. Karena hanya merekalah yang mensyukuri nikmat, mengakui adanya nikmat dan menyanjung Zat yang menganugerahkannya. Syukur dibangun di atas 5 prinsip pokok:
Ketundukan orang yang bersyukur terhadap yang memberi nikmat.
Rasa cinta terhadap yang memberi nikmat.
Mengakui adanya nikmat yang diberikan.
Memuji orang yang memberi nikmat karena nikmat yang dia berikan.
Tidak menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang tidak disukai oleh yang memberi nikmat.

Siapa saja yang menjalankan lima prinsip di atas akan merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika lima prinsip di atas tidak dilaksanakan dengan sempurna maka akan menyebabkan kesengsaraan selamanya.

2. Sabar ketika mendapat cobaan.

Dalam hidup ini di samping ada nikmat yang harus disyukuri, juga ada berbagai ujian dari Allah dan kita wajib bersabar ketika menghadapinya. Ada tiga rukun sabar yang harus dipenuhi supaya kita bisa disebut orang yang benar-benar bersabar.
Menahan hati untuk tidak merasa marah terhadap ketentuan Allah.
Menahan lisan untuk tidak mengadu kepada makhluk.
Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak di benarkan ketika terjadi musibah, seperti menampar pipi, merobek baju dan sebagainya.

Inilah tiga rukun kesabaran, jika kita mampu melaksanakannya dengan benar maka cobaan akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.

3. Bertaubat ketika melakukan kesalahan.

Jika Allah menghendaki seorang hamba untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat, maka Allah akan memberikan taufik kepada dirinya untuk bertaubat, merendahkan diri di hadapan-Nya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai kebaikan yang mampu untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, ada seorang ulama salaf mengatakan: “Ada seorang yang berbuat maksiat tetapi malah menjadi sebab orang tersebut masuk surga. Ada juga orang yang berbuat kebaikan namun menjadi sebab masuk neraka.” Banyak orang bertanya kepada beliau, bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi?, lantas beliau menjelaskan: “Ada seorang yang berbuat dosa, lalu dosa tersebut selalu terbayang dalam benaknya. Dia selalu menangis, menyesal dan malu kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hatinya selalu sedih karena memikirkan dosa-dosa tersebut. Dosa seperti inilah yang menyebabkan seseorang mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Dosa seperti itu lebih bermanfaat dari berbagai bentuk ketaatan, Karena dosa tersebut menimbulkan berbagai hal yang menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba. Sebaliknya ada juga yang berbuat kebaikan, akan tetapi kebaikan ini selalu dia sebut-sebut di hadapan Allah. Orang tersebut akhirnya menjadi sombong dan mengagumi dirinya sendiri disebabkan kebaikan yang dia lakukan. Orang tersebut selalu mengatakan ’saya sudah berbuat demikian dan demikian’. Ternyata kebaikan yang dia kerjakan menyebabkan timbulnya ‘ujub, sombong, membanggakan diri dan merendahkan orang lain. Hal-hal ini merupakan sebab kesengsaraan seorang hamba. Jika Allah masih menginginkan kebaikan orang tersebut, maka Allah akan memberikan cobaan kepada orang tersebut untuk menghilangkan kesombongan yang ada pada dirinya. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki kebaikan pada orang tersebut, maka Allah biarkan orang tersebut terus menerus pada kesombongan dan ‘ujub. Jika ini terjadi, maka kehancuran sudah berada di hadapan mata.”

Al Hasan al-Bashri mengatakan, “Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam sholat, berzikir dan membaca Al Quran, jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu.”

Malik bin Dinar mengatakan, “Tidak ada kelezatan selezat mengingat Allah.”

Ada ulama salaf yang mengatakan, “Pada malam hari orang-orang gemar sholat malam itu merasakan kelezatan yang lebih daripada kelezatan yang dirasakan oleh orang yang bergelimang dalam hal yang sia-sia. Seandainya bukan karena adanya waktu malam tentu aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini.”

Ulama’ salaf yang lain mengatakan, “Aku berusaha memaksa diriku untuk bisa sholat malam selama setahun lamanya dan aku bisa melihat usahaku ini yaitu mudah bangun malam selama 20 tahun lamanya.”

Ulama salaf yang lain mengatakan, “Sejak 40 tahun lamanya aku merasakan tidak ada yang mengganggu perasaanku melainkan berakhirnya waktu malam dengan terbitnya fajar.”

Ibrahim bin Adham mengatakan, “Seandainya para raja dan para pangeran mengetahui bagaimana kebahagiaan dan kenikmatan tentu mereka akan berusaha merebutnya dari kami dengan memukuli kami dengan pedang.” Ada ulama salaf yang lain mengatakan, “Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika penghuni surga semisal yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan.”

Imam Ibnul Qoyyim bercerita bahwa, “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: ‘Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga. Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga diakhirat kelak.’” Wallahu a’laam.

(Diterjemahkan dengan bebas dari As Sa’adah, Haqiqatuha shuwaruha wa asbabu tah-shiliha, cet. Dar. Al Wathan)

(Makalah Studi Islam Intensif 2005)



liAdt LAnjuTAnnYA...

CarA mEraiH kebAhagiAan..


Stress, depresi, susah tidur, dan frustasi adalah kata-kata yang semakin akrab didengar oleh masyarakat modern saat ini. Di jaman berteknologi tinggi yang semuanya serba memudahkan ternyata penyakit mental masih merupakan musuh 'klasik' manusia disamping berbagai penyakit baru dan canggih lainnya, macam AIDS, SARS dan kanker.

Seorang ahli kejiwaan dari AS, David G. Myers, Ph.D, berhasil mengadakan penelitian tentang solusi mencari kebahagiaan bagi manusia modern. Menurut Myers, ada empat tanda yang selalu ada pada orang yang memiliki kebahagiaan dalam hidupnya : menghargai diri sendiri, optimis, terbuka dan mampu mengendalikan diri. Hasil ini didapatnya setelah melakukan studi kasus pada ratusan orang dari 16 negara.

Jadi kunci utama meraih kebahagiaan adalah merasa bahagia, yang ditandai dengan keempat ciri tersebut di atas. Sedang bagi kita yang tidak atau belum memiliki kemampuan tersebut, tidak usah patah semangat. Berikut beberapa saran Myers untuk menyiasati situasi dan kondisi supaya kita dapat meraihnya. Semoga.


Nikmati Hidup
Benjamin Franklin pernah berkata bahwa kebahagiaan itu tidak datang dari hal-hal besar yang kadang tidak pernah terjadi, melainkan dari hal-hal kecil yang terjadi sehari-hari. Jadi mulailah menikmati hidup dari hal-hal terkecil yang kita temui. Mulai dari menikmati makan di pagi hari, bercanda bersama rekan di siang hari, melihat pemandangan kota di sore hari, sampai menonton tv di malam hari. Yakinilah kalau kebahagiaan itu sebenarnya selalu ada setiap hari, tidak harus menunggu sampai umur menjadi tua.

Atur Waktu Sebaik Mungkin
Resep supaya bahagia adalah pintar mengatur waktu. Siapa yang tidak merasa bahagia kalau melihat waktu yang ada selalu penuh terisi dan terencana? Apa yang kita rasakan kalau disuruh melewatkan waktu tanpa ada artinya? Pasti membosankan dan membuat frustasi. Pengaturan waktu yang efektif bisa mempermudah semua cita-cita dan impian. Caranya? Pecahlah rencana besar yang kita miliki menjadi beberapa langkah kecil yang bisa dilakukan setiap hari. Misal, kalau kita punya cita-cita membuat sebuah novel, cobalah mulai dengan membuat dua halaman cerita setiap harinya. Bayangkan berapa banyak halaman yang telah kita hasilkan selama 300 hari ?

Bersikap Bahagia
Tidak susah untuk merasa bahagia. Cukup dengan menghargai diri sendiri, berpikir positif atau optimis dan selalu terbuka dengan lingkungan sekitar. Orang merasa bahagia kalau dirinya dihargai atau disenangi. Mulailah dari kita sendiri untuk belajar menghargai diri, mensyukuri dan merawat apa yang telah didapat. Nantinya otomatis orang luar akan bersikap hal yang sama. Begitu pula kalau kita berada dalam suasana yang tidak menyenangkan, cobalah untuk tetap tersenyum. Perasaan yang ada nantinya akan menjadi lebih nyaman. Bersikap terbuka dengan orang lain sedikit banyak bisa menipiskan suasana hati yang sedang galau.

Carilah Kegiatan Terampil
Kalau kita sudah merasa stress dengan pekerjaan, atau jenuh dengan suasana yang ada, itu tandanya diri kita butuh tantangan baru. Cobalah melakukan kegiatan baru yang membutuhkan keterampilan tangan kita, macam berkebun, berolahraga, menulis, menari atau melukis. Perasaan apatis atau kesal yang kita miliki cenderung berkurang atau bahkan menghilang begitu perhatian kita tertuju kepada bagaimana tangan kita bergerak.

Lakukan Olahraga
Banyak studi telah dilakukan yang menyimpulkan bahwa gerakan aerobik adalah obat mujarab untuk menghilangkan depresi dan kecemasan. Studi tersebut juga membuktikan kalau orang yang memiliki stamina bugar akan memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak mudah stress dan berjiwa tenang. Keuntungan lainnya adalah olah raga ini terbilang murah dan tidak membutuhkan ongkos besar, namun berefek luar biasa.

Cukup Istirahat
Bersikap aktif tidaklah cukup untuk merasa bahagia apabila tidak ditunjang dengan porsi istirahat yang cukup. Bahan dasar dari hidup penuh energi dan bahagia adalah dengan tidur yang cukup selama tujuh sampai delapan jam sehari supaya dapat bangun dalam keadaan bugar. Tidur atau istirahat dalam keheningan, macam berdoa atau meditasi, dapat memulihkan stamina yang sudah habis terpakai sehingga kita dapat bangkit dan menikmati hidup lebih nyaman lagi.

Miliki Teman Berbagi
Memiliki seorang atau beberapa teman dekat dapat meringankan beban hidup yang membuat hati tidak bahagia. Teman-teman tersebut akan selalu mendukung dan berada di sisi kita, baik di kala susah maupun senang. Perasaan tidak enak yang ada di hati bisa berkurang apabila kita mau membaginya dengan mereka. Mungkin kita segan untuk berbagi karena tidak mau menyusahkan orang lain. Namun percayalah, teman sejati akan merasa senang untuk membantu bilamana sahabatnya merasa kesusahan.

Rajin Beribadah
Studi membuktikan kalau orang yang banyak beribadah dan sering berhubungan dengan Tuhan akan memiliki perasaan lebih nyaman dan bahagia dibanding dengan mereka yang jarang atau tidak sama sekali. Ibadah memang tidak menjamin kita akan terbebas dari penderitaan. Namun keyakinan kita akan Tuhan dapat memperkuat langkah apabila kita dihadapkan pada kehidupan yang suram dan gelap. Keyakinan tersebut juga dapat membantu kita dalam membentuk makna dan tujuan hidup, sehingga kita dapat lebih menerima keadaan yang ada. Kita akan lebih termotivasi untuk memfokuskan perhatian pada hal-hal selain diri sendiri, seperti berderma, menjadi sukarelawan dan beraktifitas sosial lainnya. Pandangan spiritual yang dimiliki dapat membantu kita dalam menghadapi musuh besar, kematian dan kesulitan hidup lainnya.

- Dirangkum dari Pursuing Happiness, David G. Meyers, www.health.yahoo.com

liAdt LAnjuTAnnYA...

KitA baHAgiA bilA...

Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata. Untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati. Untuk menyadari, betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri. Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.





Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha meraih yang tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada.

Manusia buta, karena egois dan hanya memikirkan diri, tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah.

Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak diindahkan, karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri. Memilih teman dan mencari-cari, padahal di depan mata ada teman yang sejati. Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah, ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan.

Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan no. satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain, dicintai oleh satu orang belum tentu oleh orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jikalau berharap dari orang lain, siaplah ditinggalkan, siaplah dikhianati. Kita akan bahagia bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai orang lain, dan mau menerima orang lain.

Percayalah kepada Tuhan, dan bersyukurlah kepadanya, bahwa kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu berkeras hati, Ia akan memberi kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, masih ada esok hari. Berusaha dan bahagialah karena kita dicintai begitu banyak orang.

liAdt LAnjuTAnnYA...

kEanehan PAda WindoWs(sekedar info)

Sebuah pepatah "Tiada Gading yang Tak Retak" memang sangat cocok untuk diterapkan ke dalam segala hal di dunia ini. Dunia IT pun tak terlepas dari pepatah tersebut dan salah satunya adalah sistem operasi paling terkenal di dunia saat ini, yaitu: "Windows" milik Microsoft. Di bawah ini, terdapat beberapa keanehan pada sistem operasi fenomenal tersebut.Mungkin beberapa di antara anda sudah mengetahuinya, tapi tak ada salahnya untuk mencoba bukan?



MAGIC #1
Orang India menemukan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat membuat FOLDER di komputer dengan program Microsoft manapun dengan judul folder "CON".
Ini merupakan hal nyata dan seluruh kru Microsoft sendiri tidak dapat menjawabnya kenapa hal ini bisa terjadi. Cobalah dengan membuat sebuah folder dengan nama CON atau con.
Bukalah My Document -> File -> New -> Folder -> ketik CON atau Con atau con
Apa yang terjadi?

MAGIC #2
Bagi anda para pengguna Windows, lakukanlah hal berikut ini:
1) Buka sebuah notepad file kosong
2) Ketiklah "Bush hid the facts" (tanpa tanda kutip ya)
3) Save di mana pun anda suka
4) Tutuplah dan bukalah kembali file tersebut.
Aneh bukan?

MAGIC #3: Microsoft Crazy Facts
Cobalah hal yang menarik ini, sungguh aneh! Bahkan Bill Gates sendiri tidak menemukan jawabannya kenapa ini bisa terjadi! Hal ini ditemukan oleh orang Brazil . Cobalah!

1)Buka program Microsoft Word dan ketik: =rand (200, 99)
2) kemudian anda ENTER
Apa yang anda temukan? Menarik bukan?

selamat mencoba...teteeeeee eeeeeeeeeeett. ...


dan tersenyumlah :-)


di kutip dari suryabuana_madrasah@yahoogroups.com

liAdt LAnjuTAnnYA...

Bahagia,Ada Pada Jiwa Yang Bisa Bersyukur


Apakah anda pernah membayangkan menulis buku bukan dengan tangan, kaki atau anggota tubuh lainnya? Bayangkan kalau anda menulis dengan kelopak mata kiri? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, Anda tentu belum mengenal orang yang bernama Jean- Dominique Bauby. Seorang pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.



Betapa mengagumkan semangat hidup dan tekad maupun kemauannya untuk menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, Anda pasti akan berpikir, “Berapa pun problem dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!”

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya “Seperti pikiran di dalam botol”. Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman- temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. “Bukan main,” kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh “menulis” dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, “Le Scaphandre” et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: “Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!”

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah…! Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/ bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan
secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan
keberuntungan diperlukan usaha. Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Sumber: Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur oleh Lianny Hendranata



liAdt LAnjuTAnnYA...