La...la...la... :) :D :$
hanya lagi pengen berexpresi...
:) :D :$ :( :p
;) :k :@ :# :x
:o :L :O :r :y
:t :s :~ :v :f
:d :c :z
kEbahaGIaaN adalaH dimAna SeseOrang bErani bErmimpi Dan bERani bERkorbAn demi mEwujuDkan mimPi-mimpi iTu
La...la...la... :) :D :$
hanya lagi pengen berexpresi...
Diposting oleh hAnNa sShI di 20.47 1 komentar
*bahagia ada pada mata yang menatap darah langit dan bumi
*bahagia ada pada kedamaian yang meleleh dibakar matahari
*bahagia ada pada kekosongan yang dipendam jantung bulan
*bahagia ada pada dendam orang-orang kalah atas keadilan
*bahagia ada pada cincin saturnus membelit pohon beringin
Diposting oleh hAnNa sShI di 19.07 1 komentar
Salah satu prinsip dasar dari kebahagiaan sehari-hari bisa diukur dari sikap, harapan, dan pandangan kita. Dan satu faktor yang membentuk harapan dan pandangan kita adalah kecenderungan manusia untuk membandingkan. Kita membandingkan keadaan atau pengalaman kita saat ini dengan keadaan orang lain di sekeliling kita, dengan keadaan kita yang sebelumnya, dan juga dengan harapan kita akan masa depan.
Jika kita merasa lebih baik dari semua pembanding tersebut, maka kita merasa bahagia. Jika tidak, maka kita merasa sedih atau kecewa. Ada suatu cara yang bisa digunakan untuk membuat hari-hari yang bahagia dan mencapai kepuasan hati.
Saya memilih BERSYUKUR sebagai topik karena hal ini sangat sederhana, dan merupakan cara yang ampuh dan efektif untuk menambah rasa bahagia. Dan perlu diketahui bahwa rasa bersyukur ini adalah pengembangan kebahagiaan yang pertama yang diteliti secara ilmiah.
BERSYUKUR DAN KEBAHAGIAAN
Penelitian membuktikan bahwa menulis rasa bersyukur di dalam sebuah buku kecil secara berkala akan menambah rasa bahagia. Kejadian – kejadian kecil yang dialami sehari-hari yang membuat mereka merasa berterima kasih, dicatat. Misalnya lima kejadian setiap hari. Atau bisa juga dilakukan tiga kali seminggu, tiap kali lima kejadian.
Mereka yang melakukan ini merasa lebih baik tentang :
* hidupnya secara keseluruhan
* lebih optimis tentang masa depan
* keluhan kesehatan juga berkurang
* mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berolahraga
* lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain
* lebih cepat tertidur, menghabiskan lebih banyak jam tidur tiap malam, dan merasa lebih segar ketika bangun pagi
Hasil yang menggembirakan ini juga dilaporkan oleh pasangan hidup dari masing-masing peserta yang diteliti, yaitu adanya peningkatan ke arah yang positif dalam hal sikap dan tingkah laku.
BERSYUKUR DAN DEPRESI
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang terbalik antara orang yang bersyukur dan orang yang mengalami depresi. Semakin depresi seseorang, maka semakin berkurang rasa syukurnya terhadap hidup ini. Para peneliti telah menemukan bahwa mempraktekkan rasa syukur secara berkala merupakan cara yang efektif dalam melawan depresi.
Salah satu alasan untuk penemuan ini adalah mereka yang selalu bersyukur cenderung untuk mengingat kembali kejadian-kejadian masa lalu yang menyenangkan.
Tiga alasan kenapa rasa syukur bisa mengurangi depresi adalah :
* Mempraktekkan rasa syukur akan menambah penghargaan seseorang dan lebih menikmati aspek-aspek positif dari hidupnya
* Pendekatan rasa syukur kepada kehidupan ini, dimana kita secara teratur fokus kepada hal-hal yang positif dan bermanfaat dalam hidup, akan terwujud dalam kejadian-kejadian yang positif yang lebih mudah diakses dan diingat kembali
* Mempraktekkan rasa syukur juga dapat menghasilkan ketrampilan-ketrampilan lain yang berguna seperti menghargai hal-hal yang penting dimana bisa membantu kita mengatasi kerugian, kesengsaraan, dan stress.
STRATEGI KEBAHAGIAAN : BERSYUKUR
Kamus Webster mendefinisikan syukur sebagai “sangat berterima kasih”. Bagaimana kita menerapkan rasa sangat berterima kasih ini di dalam mencapai kebahagiaan pribadi? Akankah dengan menerapkan rasa syukur akan membantu meningkatkan kebahagiaan kita, dari hari ke hari dan dari satu kejadian ke kejadian berikutnya? Marilah kita berlatih melalui cara berikut ini.
Sebuah Buku Syukur adalah suatu latihan untuk memperkuat rasa syukur dengan tujuan membangun kepuasan hati dan kepuasan hdup yang lebih besar. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
Tulislah lima hal yang anda syukuri setiap hari. Suatu hari anda mungkin menulis lebih dari lima, dan hari lainnya kurang dari tiga. Tetaplah konsisten, tambahkan hal-hal berbeda setiap kali anda menulis. Tidak perlu membeli buku yang mahal, buku saku atau yang berspiral akan sangat membantu, atau anda dapat mengetik di komputer. Anda boleh menulis di buku pada malam hari sebelum tidur tentang daftar syukur pada hari tersebut. Atau anda juga bisa menulis pada pagi hari, untuk memulai hari dengan suatu sikap bersyukur. Sangat mudah untuk melupakan bahwa hidup ini penuh dengan berkat, dan dunia ini penuh dengan keajaiban dan kesempatan, juga ketika hidup kelihatannya jauh dari sempurna. Di bawah ini ada beberapa contoh untuk membantu anda memulainya :
* Saya sehat
* Saya bekerja sangat produktif hari ini
* Saya menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga
* Saya mempunyai banyak waktu untuk diri sendiri
* Tetangga saya mengatakan sesuatu yang menyenangkan
Ingatlah bahwa kunci dari latihan bersyukur ini adalah KONSISTENSI. Buatlah latihan ini sebagai bagian dari rutinitas harian anda dan anda pasti memperoleh hasil yang dahsyat!
Diposting oleh hAnNa sShI di 19.04 1 komentar
TETAPLAH senandungkan lagu Don't Worry Be Happy. Lagu yang tenar di era 1980-an ini ternyata benar adanya. Sebuah penelitian menunjukkan, merasakan kebahagiaan membuat hidup bakal lebih awet dan lama.
"Kebahagiaan tidak menyembuhkan, tetapi melindungi kita dari penyakit," ujar Ruut Veenhoven dari Universitas Erasmus di Rotterdam dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan bulan depan.
Setelah meninjau kembali 3 penelitian yang telah dilakukan di berbagai belahan dunia selama periode hingga 30 tahun, profesor asal Belanda ini mengatakan bahwa efek bahagia pada panjang umur itu sama dengan kalau kita membandingkan antara orang yang merokok dan yang tidak merokok.
Merasa bahagia, katanya, dapat memperpanjang usia 7,5 hingga 10 tahun.
Temuan ini membawa pada sebuah pertanyaan baru yang cukup sulit dijawab, yakni soal penyebab bahagia. Apa yang bisa membuat seseorang bahagia?
Dan terkait dengan pertanyaan ini perlu kita cermati gejala yang menarik di negara-negara maju. Materi begitu diupayakan sedemikian rupa. Namun setelah dicapai, di tempat ini, kelebihan materi atau kelimpahan rezeki ternyata dianggap sebagai sesuatu yang tak lagi memuaskan hidup mereka.
Pertanyaan atas kebahagian muncul, dianalisis, dan menjadi pertanyaan yang serius untuk dicari tahu. Beberapa mengungkapkan jawaban yang kemudian jatuh pada keadaan yang disebut hedonis (mengutamakan kenikmatan materi, fisik).
"Ide bahwa ada situasi yang disebut bahagia dan kita dapat menjelaskan ciri-ciri mengenai rasa dan bagaimana mengukurnya, jelas-jelas merupakan ide subversif," ungkap Bill McKibben dalam bukunya Deep Economy: The Wealth of Communities and the Durable Future, 2007.
Ini akan membuat para pemuja ekonomi berpikir untuk meningkatkan kekayaan. Padahal, bertambahnya materi, kekayaan, hanya menyumbang sedikit bagi munculnya kebahagiaan seseorang. Demikian hasil riset itu.
Namun, kebahagiaan dapat muncul akibat suasana persahabatan yang hangat dan menyenangkan, juga karena faktor-faktor sosial seperti kemerdekaan, demokrasi, pemerintahan yang efektif, dan aturan hukum yang ditegakkan.
Dalam temuan Veenhoven, yang dipublikasikan di Journal of Happiness Studies, sebuah media ilmiah yang didirikan tahun 2000, bukti bahwa rasa bahagia sangat berpengaruh atas kehidupan seseorang ditemukan pada sekelompok biarawati di Amerika Serikat. Mungkin karena mereka didukung oleh komunitas yang saling mendukung, kedekatan antarpribadi dan kesatuan hati dan budi yang terjadi di antara mereka.
Lirik lagu dari pemenang Grammy 1989 Be Happy terinspirasi dari guru terkenal dari India, Meher Baba. Saat ini, di lebih dari 100 negara, dari Butan di Pegunungan Himalaya hingga Amerika Serikat dan Australia, para ahli ekonomi berupaya membuat indikator "kebahagiaan" (satu bentuk indeks kualitas hidup yang baru) ke dalam ukuran pertumbuhan.
Kebahagiaan, menurut para spesialis, yang diterima oleh masyarakat umum diartikan sebagai "penghargaan atas hidup seseorang sebagai manusia utuh".
Dalam tulisan ini, Veenhoven pertama-tama mencermati statistik untuk melihat apakah kegembiraan membawa pengaruh bagi orang yang sakit. Yang ditemui justru kebahagiaan memang membantu mengurangi derita yang dialami pasien kanker. Namun, secara umum kebahagiaan tidak akan memperpanjang hidup mereka.
Di antara warga masyarakat yang sehat, sebaliknya, kebahagiaan terbukti melindungi mereka dari sakit. Ini berarti memperlama hidup mereka.
Orang yang bahagia lebih mudah waspada akan berat badannya, lebih mengerti dan memahami gejala-gejala penyakit yang mungkin timbul di dalam dirinya, cenderung lebih moderat bila mereka perokok dan peminum, dan secara keseluruhan hidup mereka lebih sehat. Mereka juga lebih aktif, lebih terbuka terhadap dunia, lebih percaya diri, membantu membuat keputusan yang tepat, dan membangun jaringan sosial yang kuat.
"Selama ini kita tahu bahwa rasa bahagia akan membuat fisik kita menjadi sehat, tapi kita tidak tahu persisnya bagaimana. Kesedihan atau rasa kurang bahagia kronis mengaktifkan respons bertempur dalam diri kita. Artinya, kondisi ini bakal mengancam diri sendiri karena jangka lama bakal membuat kita sendiri hipertensi dan respons kekebalan tubuh menurun", tulisnya
Untuk meningkatkan rasa gembira perlu ada riset tambahan atas efek-efek kondisi tempat tinggal, sekolah, atau lingkungan yang mengelilingi hidup kita dalam waktu lama. Apakah semua itu membuat kita bahagia?
Bahkan, penelitian atas kepuasan kerja dan tempat kerja pun memengaruhi kebahagiaan seseorang. Karena itu, pemerintah perlu mengajari atau setidaknya memberikan suasana yang nyaman pada rakyatnya untuk bisa hidup nyaman sehingga semua orang bisa menikmati hidup dan mendapatkan makna yang berarti dalam hidupnya.
"Jika kita merasa tidak sehat, kita akan pergi ke dokter umum," katanya. "Jika kita merasa tidak bahagia, tak ada ahli dalam hal itu. Kita harus mengupayakan sendiri. Petunjuk profesional bagaimana caranya agar bisa hidup bahagia sampai sekarang belum ada," tuturnya. Ini jelas merupakan pertanda nyata kegagalan pasar dan ekonomi. Pada akhirnya, tanpa hal ini pun banyak orang merasa lebih bahagia.
Diposting oleh hAnNa sShI di 18.59 1 komentar
APAKAH YANG SEBETULNYA KITA CARI ?
Setiap orang mencari sesuatu dalam hidupnya, ada yang mencari harta, popularitas, kekuasaan, kepintaran/kepandaian, keluhuran budi, kebijaksanaan dan kemuliaan jiwa, kebebasan mutlak. Bagi mereka yang sedang mencari, apapun itu yang dicari, tidak jarang mereka berani mengorbankan banyak hal bahkan harga dirinya. Bahkan ada yang mengorbankan raganya, tetapi apakah cukup pantas atau sebanding bila harus mengorbankan raga untuk harta benda ? Saya rasa tidak; anda pun tentu setuju. Namun secara sadar ataupun tidak, banyak orang berbuat demikian. Sebenarnya yang mereka cari adalah "kebahagiaan". Di dalam mencari kebahagiaan manusia seringkali irasional, banyak contoh-contoh seperti itu.
Diposting oleh hAnNa sShI di 18.48 1 komentar